Bekerja Demi kemuliaan Allah
Bapak ibu serta adik-adik yang kami kasihi, pada masa darurat Covid 19 ini, Kita tidak bisa merayakan Misa mingguan. Kami berusaha menyapa umat dengan bacaan dan renungan ini. Semoga kita semua sehat dan Anda diberkati Tuhan.
Kolekte Minggu, 17 Mei 2020 | |
Sekantak 80 Lembar | Rp.542.000 |
Setontong 80 lembar | Rp.484.000 |
Ketabar Kntu | Rp.270.000 |
Gensaok MgJ | Rp.166.000 |
kelabit | Rp. 252.000 |
Mgs Lempaong | Rp.213.000 |
Kanderas | Rp.222.000 |
Misa di Gereja | Rp.173.000 |
Saudara Saudari, Kita tidak tahu kapan Covid ini berakhir, Uskup Kita Mgr Pius telah membuat surat edaran untuk memperpanjang Peniadaan Ibadat sampai tgl 29 Mei 2020, Tidak ada Peribadatan Gereja. Otomatis Gereja tidak ada pemasukan, maka Penggunaan Uang Kolekte ini untuk kelangsungan Hidup Menggereja dan Renovasi Gereja yang sekarang sedang berjalan. Olehkarena itu, saya meminta Pengurus DPP, Prodiakon dan Ketua Kring membantu Penyebaran Buletin Mingguan ini ke 10 kring.
Mari Bekerja Walaupun Upahnya adalah tanpa upah.
HARI INI ADALAH HARI MINGGU PASKAH VII
BACAAN PERTAMA
DARI KISAH PARA RASUL
Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem.
Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus.
Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus. Demikianlah Sabda Tuhan
BACAAN KEDUA DARI SURAT PERTAMA RASUL PETRUS
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.
Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Demikianlah sabda Tuhan.
BACAAN INJIL DARI INJIL YOHANES
Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu.
Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu
dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.
Demikianlah Injil Tuhan
Renungan Singkat
“Jangan Cemas Percaya Saja”
Pada Kamis, 21 Mei yang lalu, Kita merayakan HR Kenaikan Isa Almasih, Yesus berpesan supaya Para murid jangan sedih dan tetap semangat. Sebaliknya bersukacita karena Nama kita terdaftar di Surga.
Dunia Musik dikejutkan dengan Meninggalnya Didi Kempot, yang ternyata nama aslinya adalah Dionisius. Artinya sekali dibaptis tetap menjadi anggota Gereja, sampai mati tetaplah milik Kristus.
SEJARAH GEREJA
Bapak Fransiskus Li Tan Djit dan Bapak Agustinus Oyon sudah menganut tradisi Katolik yang kuat sejak mereka di Batang Tarang. Maka tidak mengherankan ketika mereka mulai mengajak penduduk asli meraban yang saat itu belum memeluk agama Katolik untuk menerima Kristus. Dua Keluarga Katolik ini mulai mengajak orang-orang berkumpul belajar agama Katolik dan doa-doa yang dipakai sehari hari seperti Salam Maria, Bapa Kami, Aku Percaya, Sepuluh Perintah Allah dan doa Tobat.
Setahun lamanya mereka hidup bersama di Padukuhan Kek Belobo, lalu mereka pindah ke Hulu Sungai Sekantak, karena mulai banyak orang tertarik belajar agama Katolik, maka mereka membuat Kapel berukuran 5×6 meter terbuat dari kayu bulat, atap dan dinding dari kulit kayu Emang, adapun lantai mengguanakan papan.
Di Kapel inilah Kristus mulai diwartakan. Bapak Agustinus Oyon dan Hendrikus mulai mengajarkan mengajarkan agama Katolik kepada penduduk setempat. Selain mewartakan Kristus mereka juga mengajarkan PBH (Pemberantasan Buta Huruf) dengan buku buku pelajaran agama Katolik dan buku pelajaran PBH yang mereka bawa
dari Batang Torang.
Murid (orang-orang) yang pertama mengikuti kegiatan PBH adalah Ginal, Ujang Rugai, Alam, Aman, Deleng, Apui (Acel), Bujang Tondai, kemudian diantara mereka ini, 5 orang menjadi Katolik. Pewartaan iman dikalangan orang Dayak makin menguat dengan dibaptisnya tokoh masyarakat yang ada di Gensaok Kek Migang, Kek Toban, Kek Loyoi, Pak Bonan, dan Bujang Tondai.
Pemukiman di Meraban kala itu baru ada pondok Pak Juwe dan Jelang, Kek Tumpu dan Kek Botong (Bapak angkat Kek Belobo). Karena orang yang masuk Katolik semakin ramai, maka didirikanlah sebuah kapel berukuran 6×12 meter, secara swadaya oleh umat pada tahun 1958. Pastor pertama yang pernah mengunjungi/melayani umat di Meraban adalah Pastor Eduar, CP, beliau berjalan kaki dari Sekadau melewati Lokoi-Balai Berkuak terus menuju Meraban sebanyak dua kali. Yang kedua Pastor Agus,CP dari Sekadau juga sebanyak dua kali. Yang ketiga Pastor Canisius,CP Beliau melayani dari Sepotong, dan pada saat itulah Meraban mendapat bantuan lonceng untuk menara kapel, yang diambil dari Sepotong dengan berjalan kaki oleh Bapak Agustinus Oyon, Hendrikus, dan dibantu oleh Pak Bidan, Pak Gabeh dan Pak Sondan dari Pendaun. (Berat lonceng tersebut 50 kg, jarak Meraban-Sepotong ±98 km).
Pembangunan Kapel diteruskan oleh Pastor ke-empat yang mengunjungi Meraban yaitu Pastor Vitalis Frumau,CP dan menambah sayap bangunan kapel tersebut kiri-kanan hingga berbentuk salib sehingga bisa menampung 200-300 orang/umat, dan menara untuk lonceng serta rumah penginapan pastor atau katekis. Berlanjut Ke edisi Berikutnya ya ….